Assalamualaikum ^^
Wah, ahahahay
HAHAHAHAHA... blog ini sepi sekali sodara-sodara.. berbeda
banget sama blog tetangga.. tapi ya ndak apa-apa namanya guru akan bangga kalau
muridnya lebih sukses hehe...
*nunduk
Ada beberapa saran dan kritik buat keberadaan blog ini, tapi
semu saya rangkum dan kesimpulannya blog ini memang kurang menarik karena
sebagian besar hanya berisi cerita pribadi saya, hem mungkin ada bearnya juga,
siapa sih saya? Cerita apa sih saya? Mengapa orng disuruh membaca blog saya?
Tujuan awal sih pengen berbagi cerita mungkin bisa jadi
inspirasi buat pembaca blog saya. Ternyata tidak haha, mungkin dengan hidup
saya yang begini-begini aja tidak bisa memotivasi orang kali yak..
*nunduk
Okelah ndak apa-apa, tetapi tenang saja, Insya Allah saya
akan tetap belajar menulis.
Em sekarang saya mau menulis apa ya?
*krik...krik...
Oke begini, kemarin, saya bertemu dengan teman-teman
sabtu-minggu saya, dua orang dari mereka barasal dari kota Tuban, salah satu
kota di Jawa Timur. Beliau berdua membawakan saya dan teman-teman saya dua buah
benda yang baru kali ini saya melihat penampakkannya yaitu buah siwalan dan kripik
gayam. Tetapi sekarangsaya mau membahas tentang siwalan dulu ajah..
SIWALAN
Saya tidak pernah melihat siwalan ini sebelum diberi teman
Tuban saya itu. Saya mengenal siwalan hanya dari buku pepak bahasa Jawa yang
terakhir saya pegang waktu SMP. Itupun
hanya sebatas menghapal “godhong siwalan
iku lontar, godhonggedhang garing iku klaras..lan sak panunggalane”.
Suatu saat teman saya pernah bercerita tentang buah siwalan
yang cukup unik, dari bentuknya, rasanya, bahkan cara makannya. Saya pun
tertarik ingin tahu bagaimana sih rupa dari sang siwalan ini, namun teman saya
itu berkata bahwa cukup sulit untuk membawanya dari Tuban menuju Malang
menggunakan bis, cukup merepotkan. Baiklah, mungkin saya tidak akan pernah
mencicipi enaknya siwalan ini.
Yak dinyana tak diduga, di siang yang panas, teman saya
datang telat ke perkumpulan sabtu-minggu, namun dia
membawa..........SIWALAAAAN. wuah berbunga hati saya (bahasanya reeek). Teman
saya pun menceritakan bagaimana cara makannya, serta memberi wejangan bahwa
hati-hati kalu makan siwalan, ada surprisenya.
ini nih buah siwalan dari Tuban
siwalan yang dikupas
Setelah pulang ke tempat singgah
saya, saya langsung mengupas siwalan-siwalan itu (saya dapat 1 plastik, isinya
10 butir). Saya kupas 6 buah lalu saya ke kamar teman saya yang juga belum
pernah makan siwalan dan memintanya makan siwalan itu sama saya.
Saya menggigit sebagian kecil, rasanya kenyal, seperti sari
kelapa atau yang biasa kita kenal nata de coco, atau seperti jelly, tetapi rasanya
seperti kelapa.saya gigit agak banyak kemudian “surpriese”ada air di dalamnya,
sedikit tapi segar, hampir seperti degan itu lah. Lngsung saya minta teman saya
yang lain yang berasal dari banjarmasin yang pastinya mereka tidak pernah
mengenal siwalan, dan saya kupas satu butir lagi untuk teman saya yang berasal
dari malang. Semua terkejut haha, airnya itu juga bikin gimana gituuu.
Rencana ingin saya bawa pulang ke jember, adek dan pacar
saya pasti belum pernah makan ini, kalau ibu dan bapak sih pernah katanya. Tetapi
kata teman saya kemungkinan tidak akan bertahan lama si siwalan ini, apalagi
saya tidak punya kulkas. Mau saya sisain untuk sahabat saya di malang tetapi
sulit kali itu anak satu dihubungi. Jadilah sisanya saya lahap sendiri hehe..^^
sorry hun.
Siwalan atau nama latinnya Borassus flabellifer, memang sering
dijumpai di Tuban mengingat Tuban adalah kota di daerah pantai. Daerah lain
yang lain yang juga terdapat siwalan adalah Sumba, Sulawesi Selatan, Toraja,
dll. saya searching di internet dan menemukan beberapa kisah tentang siwalan
haha..
Pohon dari siwalan ini sendiri mirip dengan
kelapa atau palm dan memang masih termasuk dalam family Palmae. Buahnya berbentuk
lonjong, dengan warna coklat mengkilap.
pohon siwalan
Ternyata banyak juga manfaat dari siwalan
ini, selain buahnya yang manis dan kenyal, ternyata siwalan juga menjadi bahan
dasar legen, minuman khas Indonesia itu yang rasanya mirip-mirip sama degan. Saya
ingat waktu SD di depan sekolahan itu ada pedagang legen kalau tidak salah
harganya Rp. 500,00 gitu (kurang lebih 12 tahun yang lalu) dan dimakan
menggunakan roti. Enaaak ituuu...
Selain itu, daunnya yang disebut lontar (yang saya paling hapal itu loh di pepak) itu juga
bermanfaat jadi bahan baku tikar, topi, dan kerajinan-kerajinan lain. Kayu
pohonnya yang luar juga bagus, bunganya,
jadi legen (minuman sd sayaa), terus cairan dari buahnya yang sudah tua bisa
jadi bahan kue atau selai. Kandungan yang terdapat dalam siwalan adalah karbohidrat
berupa sukrosa, glukosa dan air. Siwalan ini memiliki kadar protein dan
lemaknya sangat rendah dibawah 1%, serta sedikit serat. Jangan khawatir endut
dah buat yang lagi diet. Enak lagi, kenyal-kenyal hehe
Hm mungkin segini aja dulu ulasan tentang siwalan, Insya
Allah di kesempatan berikutnya saya ingin menulis tentang gayam yang juga dari
Tuban..
Wassalam ^^